Sebelum
Penulis Membahas Tentang Sejarah Kepemimpinan Presiden Indonesia Yang Ke 6,
Mari Kita Lihat Sejenak Profil Singkat Presiden Dan Wakil Preseden Di Era Masa
Kepemimpinan Presiden Ke 6 Republik Indonesia Dalam Kabinet Indonesia Bersatu
Jilid I Dan Jilid II.
Ini
Dia Profilnya
Presiden
Nama : Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono
Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949
Agama : Islam
Jabatan : Presiden Republik Indonesia ke-6
Istri : Kristiani Herawati, putri ketiga (Alm) Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo
Anak : Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono
Ayah : Letnan Satu (Peltu) R. Soekotji
Ibu : Sitti Habibah
Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949
Agama : Islam
Jabatan : Presiden Republik Indonesia ke-6
Istri : Kristiani Herawati, putri ketiga (Alm) Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo
Anak : Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono
Ayah : Letnan Satu (Peltu) R. Soekotji
Ibu : Sitti Habibah
Pendidikan :
- Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
- American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
- Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976
- Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
- On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983
- Jungle Warfare School, Panama, 1983
- Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984
- Kursus Komando Batalyon, 1985
- Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
- Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS
- Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS
Karier :
- Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)
- Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
- Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
- Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
- Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
- Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
- Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
- Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
- Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
- Dosen Seskoad (1989-1992)
- Korspri Pangab (1993)
- Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
- Asops Kodam Jaya (1994-1995)
- Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
- Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
- Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
- Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda
- Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
- Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)
- Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)
- Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid)
- Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri) mengundurkan diri 11 Maret 2004
Alamat : Jl. Alternatif Cibubur Puri
Cikeas Indah No. 2 Desa Nagrag Kec. Gunung Putri Bogor 16967
Wakil Presiden
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla
Nama : Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (Kabinet
Indonesia Bersatu Jilid I)
Lahir : Watampone, Kab.Bone, 15 Mei 1942
Agama : Islam
Jabatan : Wakil Presiden ke 10 (2004-2009)
Istri : Mufidah Mi’ad/Mufidah Jusuf Kalla
Anak : Muchlisah Jusuf, Muswirah Jusuf, Imelda Jusuf, Solichin Jusuf, Chaerani Jusuf
Lahir : Watampone, Kab.Bone, 15 Mei 1942
Agama : Islam
Jabatan : Wakil Presiden ke 10 (2004-2009)
Istri : Mufidah Mi’ad/Mufidah Jusuf Kalla
Anak : Muchlisah Jusuf, Muswirah Jusuf, Imelda Jusuf, Solichin Jusuf, Chaerani Jusuf
Pendidikan
- Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin, Makasar 1967
- SMA Negeri 3 Makasar 1960
- SMP Islam Makasar 1957
- SD 2 Watampone 1953.
Karier
- Pengusaha
- Menteri Perindustrian dan Perdagangan 1999-2000
- Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat 2001-2004
- Wakil Presiden 2004-2009.
Prof. Dr. H. Boediono,M.Ec. (kabinet Indonesia bersatu
jilid II)
Nama : Prof. Dr. H. Boediono,M.Ec (Kabinet Indonesia
Bersatu Jilid II)
Lahir : Blitar 23 Februari 1943
Agama : Islam
Jabatan : Wakil Presiden ke 11 (2009-2014)
Istri : Hj. Herawati
Anak : Ratriana Ekarini, Dios Kurniawan.
Lahir : Blitar 23 Februari 1943
Agama : Islam
Jabatan : Wakil Presiden ke 11 (2009-2014)
Istri : Hj. Herawati
Anak : Ratriana Ekarini, Dios Kurniawan.
Pendidikan
- Bachelor of Economics (Hons.) dari Universitas Western Australia (1967)
- Master of Economics dari Universitas Monash (1972)
- (Ph.D.) dalam bidang ekonomi dari Wharton School, Universitas Pennsylvania (1979)
Karier
- Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Kabinet Reformasi Pembangunan) 1998
- Menteri Keuangan (Kabinet Gotong Royong) 2001
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2005)
- Gubernur Bank Indonesia (2008)
- Wakil Presiden Indonesia (2009-2014).
Masa
Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid I (Era
SBY- JK) = (2004-2009)
Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono terdapat
kebijakan kontroversial yaitu mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan
harga BBM. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh naiknya harga minyak dunia.
Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan,
serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan
kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi
masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan
pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial. Kebijakan yang ditempuh untuk
meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur
massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing
dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya
Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang
mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.
Menurut Keynes, investasi merupakan faktor utama
untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah
yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor
asing, yang salah satunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika
semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja
juga akan bertambah.
Selain itu, pada periode ini pemerintah
melaksanakan beberapa program baru yang dimaksudkan untuk membantu ekonomi
masyarakat kecil diantaranya PNPM Mandiri dan Jamkesmas. Pada prakteknya,
program-program ini berjalan sesuai dengan yang ditargetkan meskipun masih
banyak kekurangan disana-sini.
Pada pertengahan bulan Oktober 2006 , Indonesia
melunasi seluruh sisa utang pada IMF sebesar 3,2 miliar dolar AS. Dengan ini,
maka diharapkan Indonesia tak lagi mengikuti agenda-agenda IMF dalam menentukan
kebijakan dalam negeri. Namun wacana untuk berhutang lagi pada luar negri
kembali mencuat, setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara
penduduk kaya dan miskin menajam, dan jumlah penduduk miskin meningkat dari
35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006.
Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain
karena pengucuran kredit perbankan ke sector riil masih sangat kurang
(perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja sector riil
kurang dan berimbas pada turunnya investasi. Selain itu, birokrasi pemerintahan
terlalu kental, sehingga menyebabkan kecilnya realisasi belanja Negara dan daya
serap, karena inefisiensi pengelolaan anggaran. Jadi, di satu sisi pemerintah
berupaya mengundang investor dari luar negri, tapi di lain pihak, kondisi dalam
negeri masih kurang kondusif.
Namun, selama masa pemerintahan SBY, perekonomian
Indonesia memang berada pada masa keemasannya. Indikator yang cukup menyita
perhatian adalah inflasi.
Sejak tahun 2005-2009, inflasi berhasil ditekan
pada single digit. Dari 17,11% pada tahun 2005 menjadi 6,96% pada tahun 2009.
Tagline strategi pembangunan ekonomi SBY yang berbunyi pro-poor, pro-job, dan
pro growth (dan kemudian ditambahkan dengan pro environment) benar-benar
diwujudkan dengan turunnya angka kemiskinan dari 36,1 juta pada tahun 2005,
menjadi 31,02 juta orang pada 2010. Artinya, hampir sebanyak 6 juta orang telah
lepas dari jerat kemiskinan dalam kurun waktu 5 tahun. Ini tentu hanya imbas
dari strategi SBY yang pro growth yang mendorong pertumbuhan PDB.
Imbas dari pertumbuhan PDB yang berkelanjutan
adalah peningkatan konsumsi masyarakat yang memberikan efek pada peningkatan
kapasitas produksi di sector riil yang tentu saja banyak membuka lapangan kerja
baru. Memasuki tahun ke dua masa jabatannya, SBY hadir dengan terobosan
pembangunannya berupa master plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3 EI). Melalui langkah MP3EI, percepatan pembangunan ekonomi akan
dapat menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan
perkapita antara UsS 14.250-USS 15.500, dengan nilai total perekonomian (PDB)
berkisar antara USS 4,0-4,5 triliun.
Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid II (Era
SBY–BOEDIONO) = (2009-2014)
Pada periode ini, pemerintah khususnya melalui Bank
Indonesia menetapkan empat kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
nasional negara yaitu :
- BI rate
- Nilai tukar
- Operasi moneter
- Kebijakan makroprudensial untuk pengelolaan likuiditas dan makroprudensial lalu lintas modal.
Dengan kebijakan-kebijakan ekonomi diatas,
diharapkan pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang akan
berpengaruh pula pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Hampir tujuh tahun sudah ekonomi Indonesia di
tangan kepemimpinan Presiden SBY dan selama itu pula perekonomian Indonesia
boleh dibilang tengah berada pada masa keemasannya. Beberapa pengamat ekonomi
bahkan berpendapat kekuatan ekonomi Indonesia sekarang pantas disejajarkan
dengan 4 raksasa kekuatan baru perekonomian dunia yang terkenal dengan nama
BIRC (Brazil, Rusia, India, dan China).
Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 semakin
membuktikan ketangguhan perekonomian Indonesia. Di saat negara-negara
superpower seperti Amerika Serikat dan Jepang berjatuhan, Indonesia justru
mampu mencetak pertumbuhan yang positif sebesar 4,5% pada tahun 2009.
Gemilangnya fondasi perekonomian Indonesia direspon
dunia internasional dengan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara
pilihan tempat berinvestasi. Dua efeknya yang sangat terasa adalah Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah dengan
berhasil menembus angka 3.800. Bahkan banyak pengamat yang meramalkan sampai
akhir tahun ini IHSG akan mampu menembus level 4000.
Indonesia saat ini menjadi ekonomi nomor 17
terbesar di dunia. “Tujuan kami adalah untuk menduduki 10 besar. Kami sangat
optimistis karena IMF pun memprediksi ekonomi Indonesia akan mengalahkan
Australia dalam waktu kurang dari satu dekade ke depan,” tutur SBY dalam sebuah
acara.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar