Rabu, 20 Agustus 2014

Ketika Orang Tua Justru Durhaka kepada Anaknya

Sahabat, Kita banyak menemukan anak yang ingkar kepada orang tua. Kita kadang-kadang jengkel kepada mereka bila tidak pernah sejalan dengan kemauan orang tua. Bila anak tidak mengerjakan perintah, otak kita yang telah terisi oleh akumulasi ilmu dan pengetahuan agama sejak anak-anak dahulu hingga sekarang menjadi orang tua, mungkin langsung memberikan perintah kepada tangan untuk memukul dan mulut untuk mengucapkan kata-kata makian, celaan dan umpatan. Kondisi ini perlu diwaspadai bila tindakan dan ucapan dari perintah otak itu sudah turun ke hati dan menjadi sebuah keyakinan lalu memunculkan sebuah kesimpulan, bahwa sang anak telah durhaka kepada orang tua. Semoga tidak terjadi pada kita.
Anakku, mana baktimu? Statemen seperti ini kadang-kadang membangun pemahaman yang tidak berimbang pada orang tua. Mereka selalu menuntut agar hak agama ini terpenuhi dan bila tidak terpenuhi selalu anak yang disalahkan.
Memang benar, berbakti kepada orang tua adalah kewajiban bagi anak dan durhaka kepada orang tua adalah salah satu dosa besar yang terbesar. Tetapi jangan lupa bahwa Islam tidak melihat satu sisi saja lalu melalaikan sisi lain. Islam juga mewajibkan bagi orang tua untuk berbuat baik kepada anak-anaknya, dan juga tidak durhaka kepada mereka.
Seseorang pernah datang kepada Umar bin Al-Khaththab ra dan mengadukan anaknya, “Anakku ini benar-benar telah durhaka kepadaku.”
“Apakah engkau tidak takut kepada Allah dengan durhaka kepada ayahmu, Nak? Karena itu adalah hak orang tua,” kata Umar kepada sang anak.
“Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak juga punya hak atas orang tuanya?”
“Benar, haknya adalah memilihkan ibu yang baik, memberi nama yang bagus, dan mengajarkan Al-Kitab (Al-Quran).”
“Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik. Ibuku adalah hamba sahaya jelek berkulit hitam yang dibelinya dari pasar seharga 400 dirham. Ia tidak memberi nama yang baik untukku. Ia menamaiku Ju’al. Dan dia juga tidak mengajarkan Al-Quran kepadaku kecuali satu ayat saja.” Ju’al adalah sejenis kumbang yang selalu bergumul pada kotoran hewan. Bisa juga diartikan seorang yang berkulit hitam dan berparas jelek atau orang yang emosional. ( Al-Qamus Al-Muhith, hal. 977).
Umar menoleh ke sang ayah dan berkata, “Engkau mengatakan anakmu telah durhaka kepadamu tetapi engkau telah durhaka kepadanya sebelum ia mendurhakaimu. Enyahlah dari hadapanku!.” ( As-Samarqandi, Tahbihul Ghafilin, 130)
Ibnul Qayyim berkata, “Siapa yang mengabaikan edukasi yang bermanfaat untuk anaknya dan membiarkannya begitu saja, maka ia telah melakukan `tindakan terburuk terhadap anaknya itu. Kerusakan anak-anak itu kebanyakan bersumber dari orang tua yang membiarkan mereka dan tidak mengajarkan kewajiban-kewajiban dan sunnah din ini kepada mereka. Mereka tidak memperhatikan masalah-masalah agama tersebut saat masih kecil, sehingga saat sudah besar mereka sulit meraih manfaat dari pelajaran agama dan tidak bisa memberikan manfaat bagi orang tua mereka.” (Tuhfatul Maudud, I: 229)
Karena itu, jangan tergesa-gesa mencela anak. Ada banyak hak anak atas orang tuanya. Bila salah satu sisinya diabaikan, lalu anak menjadi bandel, menyimpang, dan keras kepala, ada kemungkinan kita tidak memperhatikan sisi tersebut.
Rasulullah saw bersabda:
وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ
“Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungan jawab atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya dan dia akan diminta pertanggungan jawab atas mereka.” (HR Bukhari dll.)
Saat Rasulullah saw melihat para shahabat yang telah rindu setelah lama di luar rumah, beliau bersabda kepada mereka:
ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ
"Kembalilah kepada keluarga kalian dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan perintahkan (untuk shalat).” (HR Bukhari)
Sebagai kepala keluarga, tugas di luar rumah adalah mencari rezeki dan bila ia pulang ke rumah melihat banyak kekurangan, hendaknya ia tidak menyalahkan siapa pun selain dirinya sendiri.
Ibu, sepanjang harinya bertarung dan mencurahkan segala upaya untuk memenuhi keinginan anak di rumah. Pemberian gizi yang baik, membangun fisik yang sehat, dan memenuhi nutrisi keimanan dalam hati mereka sejak kecil.
Mengajarkan bagaimana menghormati orang yang lebih tua, menanamkan cinta belajar sejak kecil, dan membekali dengan ilmu dan pengetahuan. Misalnya, menggunakan beberapa lafaz yang disarikan dari hadits Nabi saw yang berkaitan dengan etika, edukasi, dan moral. Pergaulan yang baik, menghormati orang lain, tidak suka ikut campur dalam urusan yang tidak ada manfaat baginya, cara berbicara yang baik, misalnya bicara dengan suara yang rendah. Hal pertama yang harus dimulai sebelum ini semua adalah bagaimana menanamkan ikatan keimanan dengan Allah pada anak.
Senang sekali tentu sebagai orang tua melihat anak-anak yang sehat. Tetapi selain badan yang sehat, hati yang sehat tidak kalah penting. Sebab, pembentukan hati yang taat kepada Allah itu akan berpulang kepada kesehatan tubuh. Ingat firman Allah dalam Al quran:
أَفَمَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى تَقْوَى مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ أَمْ مَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
“Maka Apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar takwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan Dia ke dalam neraka Jahanam.” (At-Taubah: 109).
Belajar dari ayat ini, kalau boleh usul, slogan “Di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula” itu bisa kita balik. Hati anak-anak dahulu kita bangun agar dari sini berdiri tubuh yang kuat. Sebab dalam ayat tersebut Allah menyatakan bahwa bangunan yang berfondasi ketakwaan dan keridhaan dari-Nya itu tidak layak dibandingkan dengan bangunan di tepi jurang.
Kita hafal sekali bahwa anak harus dipukul bila telah berusia sepuluh tahun belum rajin shalat. Tetapi, jangan dilupakan sisi lain selain rutinitas fisik dengan rajin shalat. Hati mereka harus diwarnai dengan keyakinan bahwa shalat itu secara bahasa adalah hubungan antara dia dan Allah. Bila ia punya keinginan, ia hendaknya berdoa kepada Allah saat sujud, dengan penuh ketundukan dan kehinaan di hadapan-Nya. Keyakinan inilah yang akan membakar semangatnya, menjadi lokomotif untuk semua gerakan tubuhnya.
Satu hal penting yang tidak boleh dilupakan, apalagi pada zaman yang penuh kerusakan ini, adalah mencarikan teman yang baik untuk edukasi anak-anak kita. Dan kita sebagai orang tua harus menjadi teman pertama dan terdekat bagi anak-anak kita. Anak-anak sulit menjaga shalat bila ibu dan ayah tidak menjaganya. Meski dalam beberapa kasus bisa saja terjadi. Tetapi kita tentu tidak rela kan, bila hanya menjadi bapak biologis lalu bapak ideologisnya diserahkan kepada orang lain.
Imam Ghazali mengatakan, “Hal pokok dalam mendidik anak-anak adalah menjaga dari teman yang buruk.” (Ihya Ulummiddin, IV: 109).
Rasulullah bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ
“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), orang tuanyalah yang akan menjadikannya seorang Yahudi dan Nasrani.” (HR Abu Dawud)
Jadi, kitalah teman dekat pertama mereka yang sanggup mengubah menjadi muslim sejati—insya Allah—atau orang yang ingkar—wal iyadzu billah.
Sebagian anak tidak akan pernah lupa perlakuan buruk yang pernah mereka rasakan waktu masih kecil. Beberapa orang tua tega menghukum anaknya dengan pukulan yang menyakitkan atau ibu mengumpat anaknya dengan kata-kata yang membakar telinga. Kekejaman seperti ini akan mengakar dalam pikiran anak dan membentuk perilaku suka memusuhi orang-orang di sekitarnya, termasuk orang tuanya. Psikologis yang buruk bisa mendorong anak berdusta karena takut dihukum.
Sekarang ini mungkin sulit menemukan orang tua yang memberikan nama yang buruk untuk anaknya yang baru lahir. Bahkan banyak referensi dikumpulkan, meminta tolong kepada ustad agar dipilihkan nama yang bagus dan islami. Tetapi, mengapa setelah anak tumbuh sehat dan gemuk, justru kita panggil dengan sebutan yang buruk? Bahkan itu adakalanya tumbuh dari perasaan sayang. Karena anak yang gemuk dan lucu, kita memanggilnya si gendut. Masih kecil memang lucu dan secara umum tidak bermasalah. Tetapi, teman-temannya akan tetap memanggil itu sampai ia dewasa. Inilah salah satu faktor yang bisa membuat anak minder.
Masih banyak lagi hal yang perlu kita perhatikan agar kita tidak durhaka kepada anak agar anak kita tidak durhaka kepada cucu kita nanti. Memperhatikan minat dan intelektual anak dalam urusan sekolah, tidak memperdengarkan keributan dengan istri kepada mereka, tidak membawa masalah kantor ke rumah dan banyak lagi tindakan yang harus dilakukan atau dicegah agar tidak menumbuhkan kebencian anak terhadap orang tua.
Semoga saja dengan segala upaya kita, Allah akan menumbuhkan generasi yang kuat rohani dan jasmani (maaf sengaja saya balik). Semoga kekhawatiran bila anak-anak kita lemah bisa memecut kita untuk berusaha lebih keras:
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar." (An-Nisa': 9).
Tidak ada kelebihan yang menulis ini atas yang membaca, harapannya semoga Allah mengumpulkan kita semua di surga-Nya dan kita memperbincangkan kesuksesan mendidik anak-anak di sana. Bila salah seorang tiba-tiba disematkan mahkota kemuliaan di kepalanya kelak —semoga kita termasuk di antara mereka— karena kebaikan anaknya

Minggu, 17 Agustus 2014

SUPER HERO ASLI INDONESIA VERSI LEGO

Kali ini penulis ingin mengingatkan kembali, tentang para superhero asli buatan anak bangsa indonesia, beberapa gambar di bawah ini adalah para superherooo asli indonesia versi lego, semoga dengan posting penulis ini membuat para anak bangsa indonesia bermotivasi menjayakan lagi superherooo indonesia seperti jaman terdahulu.

1. KAPTEN INDONESIA VERSI 2014. LEGO


 2. GATOTKACAMAN VERSI LEGO


 3.GARUDAMAN VERSI LEGO


 4. GUNDALA VERSI LEGO



5. KALONGMAN VERSI LEGO


 6.PANGERAN MLAAAR VERSI LEGO



 7. GODAMMAN MANUSIA BESI VERSI LEGO



 8. PANJI MANUSIA MILINIUM 2000 VERSI LEGO



 9.POCONGMAN VERSI LEGO




Cukup sekian posting superheroo asli indonesia versi lego semoga bermanfaat dan membuat para anak bangsa lebih kreatif lagi di bidang superrherooo indonesia, maaf belum semua superheroo versi lego penulis posting, insha allah d waktu yg akan datang penulis posting superheroo indonesia versi lego yg belunm penulis posting, Terima Kasih.
follow me on twitter di @almusthofahasan


Selasa, 12 Agustus 2014

Sejarah Kepemimpinan Presiden Ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono



Sebelum Penulis Membahas Tentang Sejarah Kepemimpinan Presiden Indonesia Yang Ke 6, Mari Kita Lihat Sejenak Profil Singkat Presiden Dan Wakil Preseden Di Era Masa Kepemimpinan Presiden Ke 6 Republik Indonesia Dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I Dan Jilid II.




Ini Dia Profilnya


Presiden


Nama : Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono
Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949
Agama : Islam
Jabatan : Presiden Republik Indonesia ke-6
Istri : Kristiani Herawati, putri ketiga (Alm) Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo
Anak : Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono
Ayah : Letnan Satu (Peltu) R. Soekotji
Ibu : Sitti Habibah

Pendidikan :
  • Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
  • American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
  • Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976
  • Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
  • On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983
  • Jungle Warfare School, Panama, 1983
  • Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984
  • Kursus Komando Batalyon, 1985
  • Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
  • Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS
  • Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS
Karier :
  • Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)
  • Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
  • Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
  • Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
  • Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
  • Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
  • Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
  • Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
  • Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
  • Dosen Seskoad (1989-1992)
  • Korspri Pangab (1993)
  • Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
  • Asops Kodam Jaya (1994-1995)
  • Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
  • Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
  • Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
  • Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda
  • Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
  • Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)
  • Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)
  • Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid)
  • Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri) mengundurkan diri 11 Maret 2004
Alamat : Jl. Alternatif Cibubur Puri Cikeas Indah No. 2 Desa Nagrag Kec. Gunung Putri Bogor 16967


Wakil Presiden


Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla

 



Nama : Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I)
Lahir : Watampone, Kab.Bone, 15 Mei 1942
Agama : Islam
Jabatan : Wakil Presiden ke 10 (2004-2009)
Istri : Mufidah Mi’ad/Mufidah Jusuf Kalla
Anak : Muchlisah Jusuf, Muswirah Jusuf, Imelda Jusuf, Solichin Jusuf, Chaerani Jusuf


Pendidikan

  •    Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin, Makasar 1967
  •    SMA Negeri 3 Makasar 1960
  •   SMP Islam Makasar 1957
  •   SD 2 Watampone 1953.

Karier

  • Pengusaha 
  •  Menteri Perindustrian dan Perdagangan 1999-2000
  • Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat 2001-2004
  • Wakil Presiden 2004-2009.



Prof. Dr. H. Boediono,M.Ec. (kabinet Indonesia bersatu jilid II)


Nama : Prof. Dr. H. Boediono,M.Ec (Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II)
Lahir : Blitar 23 Februari 1943
Agama : Islam
Jabatan : Wakil Presiden ke 11 (2009-2014)
Istri : Hj. Herawati
Anak : Ratriana Ekarini, Dios Kurniawan.

Pendidikan


  •   Bachelor of Economics (Hons.) dari Universitas Western Australia (1967)
  •  Master of Economics dari Universitas Monash (1972)
  •  (Ph.D.) dalam bidang ekonomi dari Wharton School, Universitas Pennsylvania (1979)
Karier

  • Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Kabinet Reformasi Pembangunan) 1998
  • Menteri Keuangan (Kabinet Gotong Royong) 2001
  • Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2005)
  • Gubernur Bank Indonesia (2008)
  • Wakil Presiden Indonesia (2009-2014).


Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono 



Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid I  (Era SBY- JK) = (2004-2009)

Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono terdapat kebijakan kontroversial yaitu mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial. Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.
Menurut Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.
Selain itu, pada periode ini pemerintah melaksanakan beberapa program baru yang dimaksudkan untuk membantu ekonomi masyarakat kecil diantaranya PNPM Mandiri dan Jamkesmas. Pada prakteknya, program-program ini berjalan sesuai dengan yang ditargetkan meskipun masih banyak kekurangan disana-sini.
Pada pertengahan bulan Oktober 2006 , Indonesia melunasi seluruh sisa utang pada IMF sebesar 3,2 miliar dolar AS. Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tak lagi mengikuti agenda-agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negeri. Namun wacana untuk berhutang lagi pada luar negri kembali mencuat, setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin menajam, dan jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006.
Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena pengucuran kredit perbankan ke sector riil masih sangat kurang (perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja sector riil kurang dan berimbas pada turunnya investasi. Selain itu, birokrasi pemerintahan terlalu kental, sehingga menyebabkan kecilnya realisasi belanja Negara dan daya serap, karena inefisiensi pengelolaan anggaran. Jadi, di satu sisi pemerintah berupaya mengundang investor dari luar negri, tapi di lain pihak, kondisi dalam negeri masih kurang kondusif.
Namun, selama masa pemerintahan SBY, perekonomian Indonesia memang berada pada masa keemasannya. Indikator yang cukup menyita perhatian adalah inflasi.
Sejak tahun 2005-2009, inflasi berhasil ditekan pada single digit. Dari 17,11% pada tahun 2005 menjadi 6,96% pada tahun 2009. Tagline strategi pembangunan ekonomi SBY yang berbunyi pro-poor, pro-job, dan pro growth (dan kemudian ditambahkan dengan pro environment) benar-benar diwujudkan dengan turunnya angka kemiskinan dari 36,1 juta pada tahun 2005, menjadi 31,02 juta orang pada 2010. Artinya, hampir sebanyak 6 juta orang telah lepas dari jerat kemiskinan dalam kurun waktu 5 tahun. Ini tentu hanya imbas dari strategi SBY yang pro growth yang mendorong pertumbuhan PDB.
Imbas dari pertumbuhan PDB yang berkelanjutan adalah peningkatan konsumsi masyarakat yang memberikan efek pada peningkatan kapasitas produksi di sector riil yang tentu saja banyak membuka lapangan kerja baru.  Memasuki tahun ke dua masa jabatannya, SBY hadir dengan terobosan pembangunannya berupa master plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3 EI). Melalui langkah MP3EI, percepatan pembangunan ekonomi akan dapat menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan perkapita antara UsS 14.250-USS 15.500, dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USS 4,0-4,5 triliun.

Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid II (Era SBY–BOEDIONO) = (2009-2014)

Pada periode ini, pemerintah khususnya melalui Bank Indonesia menetapkan empat kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional negara yaitu :
  1. BI rate
  2. Nilai tukar
  3. Operasi moneter
  4. Kebijakan makroprudensial untuk pengelolaan likuiditas dan makroprudensial lalu lintas modal.
Dengan kebijakan-kebijakan ekonomi diatas, diharapkan pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang akan berpengaruh pula pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Hampir tujuh tahun sudah ekonomi Indonesia di tangan kepemimpinan Presiden SBY dan selama itu pula perekonomian Indonesia boleh dibilang tengah berada pada masa keemasannya. Beberapa pengamat ekonomi bahkan berpendapat kekuatan ekonomi Indonesia sekarang pantas disejajarkan dengan 4 raksasa kekuatan baru perekonomian dunia yang terkenal dengan nama BIRC (Brazil, Rusia, India, dan China).
Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 semakin membuktikan ketangguhan perekonomian Indonesia. Di saat negara-negara superpower seperti Amerika Serikat dan Jepang berjatuhan, Indonesia justru mampu mencetak pertumbuhan yang positif sebesar 4,5% pada tahun 2009.
Gemilangnya fondasi perekonomian Indonesia direspon dunia internasional dengan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pilihan tempat berinvestasi. Dua efeknya yang sangat terasa adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah dengan berhasil menembus angka 3.800. Bahkan banyak pengamat yang meramalkan sampai akhir tahun ini IHSG akan mampu menembus level 4000.
Indonesia saat ini menjadi ekonomi nomor 17 terbesar di dunia. “Tujuan kami adalah untuk menduduki 10 besar. Kami sangat optimistis karena IMF pun memprediksi ekonomi Indonesia akan mengalahkan Australia dalam waktu kurang dari satu dekade ke depan,” tutur SBY dalam sebuah acara.

Semoga dengan posting yang penulis berikan menjadikan manfaan utuk seluruh warga Negara Indonesia dan penulis pribadi, dan semoga dengan presiden dan wakil presiden yang akan datang dapat memejukan dan mensejahterakan Indonesia yang akan datang.