Kamis, 31 Juli 2014

Anak => Orang tua



Assalamualaikum Wr Wb

Selamat siang,…

Siang ini saya ingin membahas tentang kehidupan anak dan orang tua, kita sebagai anak pasti memiliki orang tua, dan orang tua pasti pernah menjadi anak, kisah ini mungkin di alami oleh setiap insan manusia di dunia, semasa kita menjadi anak kita pasti selalu berkeingin apa yang kita inginkan, semasa kita kecil kita selalu meminta apa yang kita inginkan kepada orang tua tanpa memikirkan keadaan orng tua kita, beranjak remaja kita mulai berfikir dngan keadaan orng tua tapi terkadang kita tidak pernah peduli, dngan keadaan orng tua kita, kita slalu meminta ini itu dan sebagainya, karna semasa kita kecil dan remaja kita hanya berfikir saya ingin apa yang saya inginkan tanpa harus berfikir bagaimana saya bisa mendapatkan apa yang saya inginkan, setiap orng tua pasti akan memenuhi apa yg anaknya inginkan karna sbagian besar orang tua berfikir, yang penting anak saya bahagia, berbagai cara mereka lakukan untuk anaknya, dari bekerja keras, meminjam uang kesana kesini tanpa rasa malu,di hati mereka hanya berfikir yang penting anak saya bahagia, begitu banyak pengorbanan yang orang tua kita berikan, tapi terkadang kita sbagai anaknya tidak pernah mau berfikir kedalam situ dan tidak pernah peduli, kita hanya berfikir selagi orang tua masih hidup teruslah meminta kepada orang tua, pasti orang tua akan memberikan apa yang kita inginkan, berfikirlah wahai sahabat, suatu saat kita akan menjadi orang tua, kita akan berikan apapun untuk anak kita kelak, sebelum kita menjadi orang tua, hargailah orang tua kita, sebelum mereka pergi meninggalkan kita selamanya,. 

semoga bermanfaat,.

Wassalamualaikum Wr Wb

-Al Musthofa Ibnu Hasan-   #fikirkandanrenungkan

Rabu, 23 Juli 2014

Keajaiban di Palestina





Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.
Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.
Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”
Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih?
 

Selasa, 22 Juli 2014

Tradisi Lebaran di Seantero Jagad Raya



Lebih dari 1,5 miliar umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut datangnya Hari Kemenangan, Idul Fitri 1434 H yang jatuh pada 1 Syawal. Di setiap wilayah, kaum Muslim memiliki tradisi masing-masing untuk mengisi dan merayakan Idul Fitri. Semua bergembira dan bersuka ria, setelah sebulan menunaikan ibadah shaum.

Setiap daerah dan negara memiliki istilah tersendiri untuk menyebut Hari Raya Idul Fitri. Orang Indonesia menyebutnya Hari Lebaran. Orang Jawa mengenalnya sebagai Ngaidul Fitri, di kalangan etnis Sunda disebut Boboran Siyam, sedangkan Muslim di Aceh mengenalnya sebagai Uroe Raya Puasa.

Kaum Muslim di Malaysia, Singapura, dan Brunei biasa memanggilnya Hari Raya Puasa dan Aidilfitri. Muslim Bangladesh menyebut Idul Fitri sebagai  Rojar Eid. Orang Turki menyebutnya sebagai Ramazan Bayramı. Dalam bahasa Sindhi disebut Eid Nimaz dan bahasa Hausanya disebut Sallah.

Dalam bahasa Persia, Idul Fitri dikenal dengan istilah Eid-e Sa'eed-e Fitr. Orang berbahasa Urdu memanggilnya Choti Eid atau Meethi Eid. Di beberapa negara di daratan Eropa juga terdapat beragam istilah Idul Fitri. Orang Bosnia mengenalnya sebagai Eid, Muslim Albania menyebutnya sebagai Bajram, di Kroasia dikenal istilah Ramazanski Bajram.

Di beberapa Negara berpenduduk mayoritas Muslim,  Idul Fitri dirayakan selama tiga hari. Hal pertama yang dilakukan oleh umat Muslim pada Hari Kemenangan adalah melaksanakan shalat Idi di masjid atau di lapangan terbuka. Setelah itu, mereka saling meminta maaf kepada kerabat dan berkunjung ke rumah saudara untuk mengucapkan selamat Idul Fitri.

Di hari nan fitri itu, setiap Muslim biasanya bangun pagi, lalu menyucikan diri. Mereka  berangkat ke masjid atau lapangan dengan menggunakan pakaian baru atau pakaian terbaik mereka. Sebelum shalat dilaksanakan,  umat Islam  diwajibkan zakat fitrah. Jamaah yang akan pergi ke masjid biasanya mengumandangkan takbir selama perjalanan mereka. Kumandang takbir terdengar dari corong-corong pengeras suara dan dari mulut setiap Muslim.

Berikut adalah tradisi yang dilakukan umat Islam di berbagai Negara untuk menyambut dan mengisi Hari Raya Idul Fitri:


Tunisia
Umat Islam Tunisia  merayakan Idul Fitri selama tiga hari dengan persiapan selama beberapa hari sebelumnya. Masyarakat Tunisia membuat biskuit spesial untuk diberikan kepada keluarga dan teman-teman mereka, termasuk Baklawa dan beberapa jenis kaak, yaitu makanan asli Pakistan yang berbentuk roti keras.

Para lelaki akan berangkat ke masjid lebih dulu,  sementara para perempuan boleh ikut bersama mereka atau tinggal di rumah. Di rumah mereka mempersiapkan rumah untuk perayaan dengan meletakkan pakaian dan mainan baru untuk anak-anak mereka. Setelah itu, mempersiapkan makan siang di rumah keluarga besar. Biasanya makan siang dilaksanakan di rumah orang yang dituakan.

Membagi-bagikan kado adalah bagian dari tradisi. Berbagai hidangan disajikan. Setiap keluarga saling mengunjungi sanak family. Biasanya anak-anak menemani ayah mereka untuk berkunjung ke paman, bibi, kakek dan nenek serta teman-teman mereka untuk mengucapkan selamat hari raya. Mereka akan ditawari minuman dan kue-kue. Para wanita dan beberapa anak tinggal di rumah untuk menyambut para keluarga yang datang berkunjung ke rumah dan mengucapkan selamat Idul Fitri.


Afrika Selatan
Di kota Cape Town, Afrika Selatan, sebagian kaum Muslim akan berkumpul di Green Point pada malam hari di akhir Ramadhan untuk mengamati bulan. Mereka berasal dari tokoh-tokoh Islam di wilayah itu. Setelah mengamati bula, maka mereka akan mengumumkan 1 Syawal sebagai Hari Raya Idul Fitri.

Setelah shalat Id, kaum Muslim saling mengunjungi sanak saudara dan tetangga. Anak-anak memperoleh hadiah dan uang dari yang lebih tua, baik orangtua, tetangga, maupun famili yang lain. Kebanyakan orang memakai pakaian baru dengan warna-warna cerah. Biskuit, kue, dan samosa, kacang, dan kue tart disuguhkan untuk tamu di rumah. Makan siang dilaksanakan bersama sekelompok besar keluarga di satu tempat.
Nigeria

Meski tergolong negara sekuler, perayaan Idul Fitri di Nigeria juga amat meriah. Di negara itu, pemeluk Kristen pun ikut berpartisipasi. Idul Fitri dikenal sebagai Sallah kecil atau Lebaran kecil.  Setiap orang saling menyapa dan mengucapkan selamat Idul Fitri, ‘’Barka da Sallah”.

Kaum Muslim melaksanakan shalat Id di lapangan yang ditetapkan. Sebelum pulang ke rumah, mereka makan bersama keluarga yang telah disiapkan oleh para ibu. Hari libur ini dilaksanakan selama dua hari di Nigeria. Apabila Idul Fitri jatuh pada akhir pekan atau berlanjut dengan akhir pekan orang-orang Nigeria akan memanfaatkan hari libur tersebut dengan pulang ke daerah masing-masing untuk mengunjungi sanak saudara.


Arab Saudi
Islam adalah agama resmi di Arab Saudi, karena di sinilah Islam pertama kali diturunkan. Idul Fitri dirayakan dengan meriah di Negara yang memiliki dua kota suci, Makkah dan Madinah itu. Menjelang Idul Fitri tiba,  orang Arab akan menghiasi rumah mereka dan para ibu memasak untuk dihidangkan di hari raya ini.
Festival Idul Fitri di Arab Saudi sangatlah beragam, tergantung daerahnya.

Di hari nan fitri itu, kedermawanan dan keramahtamahan tampak dengan jelas. Keluarga Arab memiliki tradisi berkumpul bersama keluarga besar seusai shalat Idul Fitri. Sebelum masakan khas Idul Fitri dihidangkan, anak-anak akan berbaris di depan setiap orang dewasa di dalam keluarga yang membagi-bagikan riyal kepada mereka.

Anggota keluarga juga memberikan hadiah kepada anak-anak yang hadir. Hadiah yang berbentuk tas ini biasanya berisi mainan dan permen yang telah dibungkus dengan indah. Bahkan pemilik toko pun menunjukkan kemurahan hati mereka dengan memberikan hadiah gratis pada pembelinya.

Orang-orang turun ke jalan dan menunjukkan kemurahan hati mereka. Kadang-kadang orang asing memberikan hadiah kepada anak-anak yang tidak mereka kenal. Di Arab juga terdapat tradisi pria Arab pergi membeli beras dan bahan pokok lain dalam jumlah besar, lalu menaruhnya di depan pintu orang-orang dhuafa secara acak.


Turki
Di Turki libur hari raya ini disebut dengan Bayram dan Idul Fitri disebut dengan Seker Bayrami dan Ramazan Bayrami. Hari Idul Fitri adalah hari libur nasional, yaitu ketika seluruh kantor pemerintah dan sekolah ditutup selama tiga hari berturut-turut untuk memeriahkan perayaan ini.

Perayaan ini diresapi dengan tradisi tradisional. Biasanya orang-orang bertemu dengan orang lain dan mengucapkan, ‘’Bayraminiz kutlu olsun’’ atau ‘’Mutlu Baylamar’’. Di hari itu orang-orang datang ke masjid dengan pakaian terbaik mereka, mengunjungi orang-orang yang mereka cintai seperti saudara, teman, dan tetangga.

Mereka juga melayat ke pemakaman untuk mendoakan saudara yang telah meninggal. Di pemakaman terdapat sebuah bazaar sementara tempat orang menjual bunga, air dan buku doa bagi pelayat. Bazaar ini berlangsung selama tiga hari Idul Fitri. Hari pertama adalah hari yang paling penting karena orang-orang datang ke masjid untuk melaksanakan shalat.

Hari ini juga menjadi kehormatan bagi orangtua karena yang lebih muda menyalami yang lebih tua dan mencium tangan kanan orangtua. Biasanya anak-anak juga pergi ke sekitar lingkungan rumahnya, dari pintu ke pintu, dan memberikan ucapan selamat Bayram. Dari para tetangga yang dikunjungi mereka memperoleh permen, coklat dan permen tradisional seperti baklava dan penganan Turki. Mereka juga memperoleh uang meskipun tidak banyak.


Mesir
Idul Fitri dirayakan selama tiga hari di Mesir dan menjadi hari libur nasional. Sama seperti di Turki, seluruh sekolah, universitas, dan kantor pemerintahan libur. Beberapa toko dan restoran pun tutup pada Idul Fitri dan baru buka beberapa hari kemudian.

Hari yang fitri ini dimulai dengan penganan kecil, diikuti dengan shalat Idul Fitri yang diikuti oleh laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang mengingatkan orang-orang Mesir akan kebaikan yang harus mereka lakukan pada orang lain.

Setelah shalat Idul Fitri umat Muslim engunjungi tetangga, teman, dan saudara mereka untuk mengucapkan selamat hari raya. Biasanya mereka mengucapkan, “Eid Mubarak”.
Pada hari pertama lebaran seluruh warga wajib mengunjungi sanak saudara mereka sehingga pada hari kedua dan ketiga warga dapat menikmati liburan dengan pergi ke taman, pantai, aau bioskop. Beberapa warga pergi ke Sungai Nil, namun Sharm El Sheikh juga menjadi titik favorit warga Mesir.

Anak-anak biasanya diberi baju baru pada hari Idul Fitri. Mereka memperoleh Eid-ey-yah dari orang dewasa, yaitu sejumlah uang yang dapat mereka pakai di hari raya tersebut. Para perempuan juga diberi hadiah spesial dari orang yang mereka sayangi. Berkumpul keluarga juga menjadi tradisi di hari yang suci ini. Mereka memasak makanan seperti fata, khaka, yaitu penganan yang diisi kacang dan ditutupi oleh taburan gula.


Qatar
Momen Idul Fitri menjadi hal yang penting bagi masyarakat Qatar, karena di hari ini seluruh keluarga berkumpul dan merayakan Idul Fitri bersama-sama. Persiapan Idul Fitri dilakukan sekitar seminggu hingga sepulu hari sebelum Ramadhan berakhir. Akhir Ramadhan adalah hari-hari sibuk bagi perempuan Qatar karena merekalah yang melakukan hampir seluruh persiapan.

Para penjahit kelebihan pesanan karena banyaknya perempuan yang menjahitkan pakaian untuk Idul Fitri.  Sepuluh hari menjelang Idul Fitri di ibu kota Qatar, Doha, lalu lintas menjadi mimpi buruk bagi orang-orang di sana. Bak banjir melanda, orang-orang datang ke toko baju, penjahit, dan pasar untuk membeli keperluan Idul Fitri mereka. Akhir Ramadhan polisi disiagakan di tempat-tempat tertentu untuk mengatur lalu lintas.


Afghanistan
Di negara berbudaya Islam Sunni, Idul Fitri memegang peranan yang sangat penting. Masyarakat Afghanistan mulai mempersiapkan Idul Fitri sepuluh hari sebelumnya dengan membersihkan rumah mereka. Hal ini dikenal dengan Khana Takani. Masyarakat pergi ke bazaar dan membeli baju baru, permen, dan kue yang dihidangkan untuk para tamu.
Pada hari Idul Fitri mereka melaksanakan shalat berjamaah dan pulang ke rumah untuk makan bersama kelarga besar. Mereka saling mengunjungi rumah saudara dan tetangga sambil mengucapkan “Eid Mubarak”.

Asia Selatan
Malam sebelum Idul Fitri di Pakistan, India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Nepal disebut Chaand Raat yang artinya malam sebelum bulan. Muslim di negara-negara ini mengunjungi pasar dan toko untuk membeli keperluan lebaran. Anak-anak gadis akan memakai henna di tangan dan kaki mereka dan memakai gelang berwarna-warni.
Mereka mengucapkan “Eid Mubarak” dan diikuti dengan pemberian hadiah dan baju. Setelah mereka melaksanakan shalat Idul Fitri biasanya masyarakat berkunjung ke pemakaman untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal.

Di India masjid-masjid terkenal penuh oleh Muslim yang ingin melaksanakan shalat Idul Fitri. Di Bangladesh Sholakia menjadi pusat shalat Idul Fitri. Sekitar 300 ribu Muslim melaksanakan shalat Idul Fitri di sana setiap tahunnya. Kebanyakan masyarakat di Asia Selatan merayakan Idul Fitri selama tiga hari.


Amerika Serikat
Kebanyakan Muslim di Amerika Serikat melaksanakan shalat Idul Fitri di pusat kebudayaan Islam di kota besar. Muslim dari budaya dan negara yang berbeda datang untuk merayakan Idul Fitri bersama-sama. Di beberapa kota shalat dilakukan beberapa kali untuk mengakomodasi jamaah yang ada. Secara umum mereka mengunjungi setiap rumah Muslim atau komunitas.

Inggris
Meskipun Idul Fitri tidak menjadi hari libur nasional di Inggris, Muslim di sana diwajibkan untuk mengikuti shalat Idul Fitri pada pagi hari. Di wilayah yang mayoritas berpenduduk Muslim , sekolah dan bisnis lokal sering memberikan keringanan bagi Muslim untuk merayakan hari ini dengan memberi mereka libur.

Setelah shalat, biasanya umat Muslim mengunjungi pemakaman lalu pulang ke rumah. Mereka akan memberikan selamat pada keluarga, mengunjungi keluarga terdekat dan tetangga Muslim. mereka juga sering memasak masakan tradisional daerah masing-masing.


Asia Tenggara
Idul Fitri menjadi hari terbesar di Indonesia dan Brunei Darussalam. Sedangkan di Malaysia dan Singapura Idul Fitri menjadi salah satu hari besar yang dirayakan masyarakat setempat.

Mudik menjadi tradisi di Indonesia. Mudik dilakukan oleh mayoritas masyarakat yang tinggal di Jakarta dan Surabaya. Biasanya pemudik kembali ke daerah mereka di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa. Hal itu mereka lakukan hanya untuk berkumpul bersama keluarga di hari besar tersebut. Pemerintah menyediakan jasa transportasi dan mempersiapkan infrastruktur sebelum tradisi mudik ini dilaksanakan. Tradisi mudik ini menyebabkan kemacetan luar biasa di beberapa tempat.

Myanmar
Idul Fitri hanya dilaksanakan satu hari oleh umat Muslim di Burma. Selama Ramadhan kota kecil dengan komunitas Muslim mengorganisir acara yang disebut ‘Jago’ yang artinya ‘bangun’. Jago berkeliling menyanyikan lagu popular dari film Hindi yang diubah menjadi lirik berbahasa Burma dan berisi tentang puasa.

Meskipun Idul Fitri bukan hari libur nasional di Burma, kebanyakan pegawai di sana sangat mengerti arti Idul Fitri bagi umat Muslim. Para pemilik perusahaan memberi keringanan bagi masyarakat Muslim untuk merayakan Idul Fitri. Beberapa di antara mereka bahkan mengunjungi pegawai mereka yang Muslim.

Jumat, 18 Juli 2014

KISAH ASHABUL KAHFI



Ashabul Kahfi adalah kisah 7 pemuda yang tertidur lelap di dalam gua selama 309 tahun hijriah atau 300 tahun masehi, untuk melarikan diri dari kekejaman raja Dikyanus. Kisah ini bersumber dari Al Qur'an dalam Surah Al Kahfi.
Menurut beberapa sejarahwan Islam, ketujuh pemuda tersebut bernama: Maxalmena, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus dan Thamlika. Serta seekor anjing bernama Kithmir, yang dipercaya sebagai satu-satunya anjing yang masuk Surga. Banyak yang berpendapat sejarah ini terjadi di Suriah, tetapi ada beberapa ahli Al Qur'an dan Injil berpendapat mereka berasal dari Yordania.

Perhitungan

300 tahun Masehi = 300 x 365,2422 hari = 109572,66 hari 300 tahun Hijriah = 300 x 354,36056 hari =106310,11 hari
Selisih hari di antara dua perhitungan bulan dan matahari di atas yaitu 3.262,55 hari.
3262,55 : 354,36056 = 9,20669 tahun Hijriah (9 tahun) 3262,55 : 365,2422 = 8,93256 tahun Masehi (8,9 atau 9 tahun)
Jadi dapat kita pastikan bahwa 300 tahun Surya = 309 Tahun Bulan.

Versi Al-Quran
Firman Allah dalam Al-Quran (Surah Al-Kahf ayat 10 hingga ayat 26)yang artinya:
·         "(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".[18:10]
·         "Lalu Kami tidurkan mereka dengan nyenyaknya dalam gua itu, bertahun-tahun, yang banyak bilangannya".[18:11]
·         "Kemudian Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya), untuk Kami menguji; siapakah dari dua golongan di antara mereka yang lebih tepat kiraannya, tentang lamanya mereka hidup (dalam gua itu)".[18:12]
·         "Kami ceritakan kepadamu (Wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar; sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada tuhan mereka, dan Kami tambahi mereka dengan hidayah dan petunjuk".[18:13]
·         "Dan Kami kuatkan hati mereka (dengan kesabaran dan keberanian), semasa mereka bangun (menegaskan tauhid) lalu berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran".[18:14]
·         "(Mereka berkata pula sesama sendiri): "Kaum kita itu, menyembah beberapa tuhan yang lain dari Allah; sepatutnya mereka mengemukakan keterangan yang nyata yang membuktikan ketuhanan makhluk-makhluk yang mereka sembah itu?(Tetapi mereka tidak dapat berbuat demikian); Maka tidak ada yang lebih zalim dari orang-orang yang berdusta terhadap Allah.[18:15]
·         "Dan oleh kerana kamu telah mengasingkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah yang lain dari Allah, maka pergilah kamu berlindung di gua itu, supaya Tuhan kamu melimpahkan dari RahmatNya kepada kamu, dan menyediakan kemudahan-kemudahan untuk (menjayakan) urusan kamu dengan memberikan bantuan yang berguna".[18:16]
·         "Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, cenderung ke kanan dari gua mereka; dan apabila ia terbenam, meninggalkan mereka ke arah kiri, sedang mereka berada dalam satu lapangan gua itu. Yang demikian ialah dari tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan) Allah. Sesiapa yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah, maka dialah yang berjaya mencapai kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali-kali akan beroleh sebarang penolong yang dapat menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya".[18:17]
·         "Dan engkau sangka mereka sedar, padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka dalam tidurnya ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri (supaya badan mereka tidak dimakan tanah); sedang anjing mereka menghulurkan dua kaki depannya dekat pintu gua; jika engkau melihat mereka, tentulah engkau akan berpaling melarikan diri dari mereka, dan tentulah engkau akan merasa sepenuh-penuh gerun takut kepada mereka".[18:18]
·         "Dan demikian pula Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya) supaya mereka bertanya-tanyaan sesama sendiri. Salah seorang di antaranya bertanya: "Berapa lama kamu tidur?" (Sebahagian dari) mereka menjawab: "Kita telah tidur selama sehari atau sebahagian dari sehari". (Sebahagian lagi dari) mereka berkata: "Tuhan kamu lebih mengetahui tentang lamanya kamu tidur; sekarang utuslah salah seorang dari kamu, membawa wang perak kamu ini ke bandar; kemudian biarlah dia memilih mana-mana jenis makanan yang lebih baik lagi halal (yang dijual di situ); kemudian hendaklah ia membawa untuk kamu sedikit habuan daripadanya; dan hendaklah ia berlemah-lembut dengan bersungguh-sungguh (semasa di bandar); dan janganlah dia melakukan sesuatu yang menyebabkan sesiapapun menyedari akan hal kamu.[18:19]
·         "Sesungguhnya, kalaulah mereka mengetahui hal kamu, tentulah mereka akan merejam dan membunuh kamu, atau mereka akan mengembalikan kamu kepada agama mereka (secara paksa); dan jika berlaku demikian, kamu tidak sesekali akan berjaya selama-lamanya".[18:20]
·         “Dan demikian Kami dedahkan hal mereka kepada orang ramai supaya oang-orang itu mengetahui bahawa janji Allah menghidupkan semula orang mati adalah benar, dan bahawa hari kiamat itu tidak ada sebarang syak padanya;pendedahan itu berlaku semasa orang-orang itu berbantah sesama sendiri mengenai perkara hidupnya semula orang mati. Setelah itu maka (sebahagian dari) mereka berkata: “Dirikanlah sebuah bangunan di sisi gua mereka, Allah jualah yang mengetahui akan hal ehwal mereka”. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka (pihak raja) pula berkata: “Sebenarnya kami hendak membina sebuah masjid (tempat ibadah) di sisi gua mereka”.[18:21]
·         “(Sebahagian dari) mereka akan berkata: “Bilangan Ashabul Kahfi itu tiga orang, yang keempatnya ialah anjing mereka”; dan setengahnya pula berkata bilangan mereka lima orang, yang keenamnya ialah anjing mereka”, secara meraba-raba dalam gelap akan sesuatu yang tidak diketahui; dan setengahnya yang lain berkata: “Bilangan mereka tujuh orang dan kelapannya ialah anjing mereka”. “Katakanlah (wahai Muhammad): “Tuhanku lebih mengetahui akan bilangan mereka, tiada yang mengetahui bilangannya melainkan sedikit”. Oleh itu janganlah engkau berbahas dengan sesiapapun mengenai mereka melainkan dengan bahasan (secara sederhana) yang nyata (keterangannya di dalam al-Quran), dan janganlah engkau meminta penjelasan mengenai hal mereka kepada seseorang pun dari golongan (yang membincangkannya)”.[18:22]
·         “Dan janganlah engkau berkata mengenai sesuatu (yang hendak dikerjakan): “Bahawa aku akan lakukan yang demikian itu, kemudian nanti”.[18:23]
·         “Melainkan (hendaklah disertakan dengan berkata): “InsyaAllah”. Dan ingatlah serta sebutlah akan Tuhanmu jika engkau lupa; dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan petunjuk yang lebih dekat dan lebih terang dari ini”.[18:24]
·         “Dan mereka telah tinggal tidur dalam gua mereka :tiga ratus tahun (dengan kiraan ahli kitab) dan sembilan lagi (dengan kiraan kamu)”.[18:25]
·         “Katakanlah (wahai Muhammad): “Allah jua yang mengetahui tentang masa mereka tidur; bagiNya-lah tertentu ilmu pengetahuan segala rahsia langit dan bumi; terang sungguh penglihatanNya dan jelas sungguh pendengaranNya (terhadap segala-galanya)! Tidak ada bagi penduduk langit dan bumi pengurus selain daripadaNya) dan ia tidak menjadikan sesiapapun masuk campur dalam hukumNya”.[18:26]

Pengembangan legenda
Sementara versi-versi paling awal dari legenda ini menyebar dari Efesus, sebuah katakumbe Kristen perdana dihubungkan dengannya, sehingga mengundang para peziarah. Di kaki Gunung Pion (Gunung Coelian) dekat Efesus (kini Selcuk, Turki, 'Gua' dari Ketujuh Pemuda yang Tertidur dengan reruntuhan gereja yang dibangun di atasnya digali pada 1927-1928. Penggalian itu mengungkapkan pula beberapa ratus makam yang berasal dari abad ke-5 dan ke-6. Terdapat pula tulisan-tulisan yang dipersembahkan kepada Ketujuh Pemuda itu di dinding-dinding gereja dan di makam-makam tersebut. 'Gua' tersebut masih diperlihatkan kepada para wisatawan.
Versi Kristen
Dalam mitologi Kristen kisah ini dikenal dengan nama The Seven Sleepers. Dalam kisah itu, Maxalmena dikenal juga dengan nama Maximillian. Nama ini merupakan asal-muasal sebutan nama modern untuk Max dan Martin (Martinus, kawan Maxalmena). Umat Katolik Italia menyebut nama Maxalmena dengan sebutan Massimilliano.
Kisah Tujuh Orang Pemuda yang Tertidur dari Efesus ini digolongkan ke dalam legenda mitologi Kristen.
Kerangka dasar dari cerita ini muncul dalam Gregorius dari Tours dan dalam Sejarah Orang-orang Lombard karya Paulus sang Diaken. Versi yang palnig terkenal dari cerita ini muncul dalam karya Jacobus de Voragine, Legenda Emas.
Lokasi gua itu konon berada di Turki di masa kini.
Kisah legendanya
Menurut cerita ini, pada masa penganiayaan oleh Kaisar Roma Decius, pada sekitar 250, tujuh orang pemuda dituduh memeluk agama Kristen. Mereka diberikan waktu untuk menyangkal iman mereka. Mereka menyerahkan harta mereka kepada orang miskin, lalu pergi ke gunung untuk berdoa, dan tertidur. Ketika melihat bahwa sikap mereka terhadap agama kafir belum berubah, kaisar memerintahkan agar mulut gua itu disegel.
Puluhan tahun berlalu. Setelah beberapa lama — pada masa pemerintahan Teodosius (379 - 395) — pemilik tanah itu memutuskan untuk membuka mulut gua yang disegel itu, untuk dijadikan kandang sapinya. Setelah dibuka, ia menemukan ketujuh pemuda itu sedang tidur di dalamnya. Mereka terbangun, dan merasa baru tertidur satu hari saja. Salah seorang dari mereka kembali ke Efesus. ia tercenang menyaksikan bangunan-bangunan dengan tanda-tanda salib di atasnya. Orang-orang yang ditemuinya tercengan ketika pemuda itu berusaha menggunakan mata uang lama dari pemerintahan Desius. Uskup dipanggil untuk mewawancarai ketujuh pemuda itu. Mereka menceritakan kisah ajaib itu, lalu meninggal sambil memuji Allah.
Sebuah hari peringatan dirayakan untuk ketujuh pemuda itu dan dinamai sebagai hari pesta Santo "Maximianus, Malchus, Martinianus, Dionisius, Yoannes, Serapion, dan Konstantinus" pada 27 Juli. Nama-nama lain dari ketujuh pemuda ini diberikan dalam sumber-sumber lain. Perayaan ini dihapuskan dan dianggap sebagai mitos setelah pembaruan liturgi Katolik Roma pada 1969. Pesta di kalangan Ortodoks Timur tetap diperingati pada 22 Oktober. Pengembangan legenda
Sementara versi-versi paling awal dari legenda ini menyebar dari Efesus, sebuah katakumbe Kristen perdana dihubungkan dengannya, sehingga mengundang para peziarah. Di kaki Gunung Pion (Gunung Coelian) dekat Efesus (kini Selcuk, Turki, 'Gua' dari Ketujuh Pemuda yang Tertidur dengan reruntuhan gereja yang dibangun di atasnya digali pada 1927-1928. Penggalian itu mengungkapkan pula beberapa ratus makam yang berasal dari abad ke-5 dan ke-6. Terdapat pula tulisan-tulisan yang dipersembahkan kepada Ketujuh Pemuda itu di dinding-dinding gereja dan di makam-makam tersebut. 'Gua' tersebut masih diperlihatkan kepada para wisatawan. Asal-usul Suriah
Legenda ini muncul dalam beberapa sumber berbahasa Suriah sebelum masa Gregorius. Kisah ini diceritakan kembali oleh Simeon Metafrastes.
Kisah Ketujuh Pemuda ini menjadi pokok sebuah homili dalam bentuk syair oleh seorang penyair Edesa, Yakub dari Saruq ('Sarugh') (meninggal 521), yang diterbitkan di Acta Sanctorum. Sebuah versi abad ke-6, dalam sebuah manuskrip Suriah di British Museum (Cat. Syr. Mss, hlm. 1090), menceritakan delapan orang yang tertidur. Ada variasi yang besar tentang nama-nama mereka.
Sebuah versi Suriah lainnya dicetak dalam Land’s Anecdota, iii. 87ff; lihat pula Barhebraeus, Chron. eccles. i. 142ff., dan cf Assemani, Bib. Or. i. 335ff. Penyebaran
Legenda ini dengan cepat menyebar luas di seluruh Dunia Kristen, dipopulerkan di barat oleh Gregorius dari Tours, dalam kumpulan kisah mujizatnya dari abad ke-6 akhir, De gloria martyrum (Kemuliaan para Syuhada). Gregorius mengatakan bahwa ia memperoleh legenda itu dari "seorang Suriah tertentu."
Pada abad ke-7, mitos ini semakin luas dibaca ketika kisahnya masuk ke dalam Al Qur'an dalam Surah 18, Al-Kahfi, ayat 9-14. Berikut ini disebutkan tulisan di gua itu:
   Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
   (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdo'a: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). (Versi Dep. Agama RI)
Pada abad berikutnya, Paulus sang Diakon menceritakan kisah ini dalam bukunya Sejarah Orang-orang Lombard (i.7) namun memberikan konteks yang berbeda:
   Di perbatasan Jerman yang paling jauh di sebelah barat-barat laut, di pantai samudra sendiri, sebuah gua tampak di sebuah batu karang yang menjorok; di sana selama masa yang tidak diketahui, tujuh orang pemuda tertidur lama sekali.
Pakaiaan mereka menunjukkan bahwa mereka orang Romawi, demikian Paulus, dan tak ada seorang barbar setempatpun yang berani menyentuh mereka.
Selama masa Perang Salib, tulang-tulang dari kuburan dekat Efesus, yang diidentifikasikan sebagai relikui dari Ketujuh Pemuda ini, dipindahkan ke Marseille, Prancis, dalam sebuah peti mati dari batu yang besar, yang hingga kini merupakan pusaka yang sangat dihargai di Gereja Saint Victoire, Marseille.
Ketujuh Pemuda ini dimasukkan dalam kumpulan cerita Legenda Emas, buku yang paling populer pada Abad Pertengahan Akhir, yang menetapkan tanggal kebangkitan mereka, tahun 478 M, pada masa pemerintahan Teodosius.(1)