Jumat, 15 Februari 2013
Rabu, 06 Februari 2013
DOA TOLAK ANGIN YANG MEMBAWA AZAB
Doa Sunnah Rosulullah SAW
Kondisi di musim penghujan seperti sekarang ini, angin besar menjadi
pemandangan tak terelakkan. Satu sisi ia menjadi pertanda segera
turunnya hujan, namun sisi lain menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran.
Karena angin kencang ada kalanya menumbangkan pohon, merobohkan
bangunan, merebahkan tanam-tanaman, dan menjadi sebab terjadinya banjir.
Dalam kondisi semacam ini kita tidak boleh mencelanya, karena ia
bertiup demikian dengan ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tetapi
disyariatkan mengucapkan zikir dan doa seperti yang diajarkan Nabi
Shallallahu ‘alaihi Wasallam.
Dari Ubai bin Ka'ab dengan
redaksi lain. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam: janganlah kalian
mencaci angin. Lalu apabila engkau melihat yang tidak menyenangkan, maka
berdoalah:
اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ
الرِّيْحَ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ بِهِ وَنَعُوْذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيْحَ وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا
أُمِرَتْ بِهِ
"Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu
kebaikan angin ini dan kebaikan yang ada padanya dan kebaikan yang
dibawanya. Dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini,
keburukan yang ada padanya dan keburukan yang dibawanya." (HR.
Al-Tirmidzi)
Pergerakan angin merupakan bagian dari tanda
kebesaran Allah Subhanahu wa Ta'ala. Adakalanya bertiup sepoi-sepoi dan
menyejukkan. Ada kalanya juga kencang dan ribut sehingga menimbulkan
sesuatu yang tidak kita suka. Ini semua berlaku dengan qadha' dan qadar
Allah 'Azza wa Jalla.
Tentunya dengan hikmah yang Allah
kehendaki. Oleh sebab itu tidak pantas jika seorang muslim mencaci
angin. Karena mencaci angin itu berimbas mencaci terhadap Zat yang
mencipta dan mengutusnya. Karena angin itu makhluk Allah dan tunduk
kepada perintah-Nya.
DOANYA
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ
بِهِ
”Allahumma Innii As’aluka Khairaha wa Khaira Maa Fiihaa wa
Khaira Maa Ursilat Bihi wa ’Udzu Bika Min Syarriha wa Syarri Maa Fiihaa
wa Syarri Maa Ursilat Bihi”
"Ya Allah sesungguhnya aku memohon
kepada-Mu kebaikan angin ini dan kebaikan yang ada padanya dan kebaikan
yang dibawanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini,
keburukan yang ada padanya dan keburukan yang dibawanya."
Allah Ta'ala berfirman,
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ
"Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan)." (QS. Al-A'raf: 57)
وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا
"Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat
sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air
yang amat bersih." (QS. Al-furqan: 48)
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah bahwa Dia mengirimkan
angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu
sebagian dari rahmat-Nya . . ." (QS. Al-Ruum: 46)
فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاءً حَيْثُ أَصَابَ
"Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya." (QS. Shaad: 36)
Senin, 04 Februari 2013
Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas
Empang Bogor
Beliau adalah seorang wali
Allah, kekasih-Nya, yang telah berhasil mencapai kedudukan yang mulia, yang
dekat dengan Allah SWT. Beliau adalah pemuka para wali yang tak terhitung
jasa-jasanya bagi Islam dan kaum muslimin, panutan para ahli tasawuf dan suri
tauladan yang baik bagi semua insan.
Al Habib Abdullah bin Muhsin bin Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Mukhsin bin Al-Quthb Husen bin Syekh Al Quthb Anfas Al Habib Umar bin Abdurrohman Al attas bin ‘Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman as-Seqqaf bin Muhammad maulad dawilah bin Ali maulad dark bin Alwy al-Ghayyur bin Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad shahib marbath bin Alwy khali’ qatsam bin Alwy bin Muhammad bin Alwy Ba’Alawy bin Ubaidullah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi bin Muhammad an-naqib bin Ali al-uraidhi bin Ja’far Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam Husein as-sibth bin Ali bin Abi Thalib ibin Sayidatina Fatimah az-Zahra binti Rasulullah SAW, adalah seorang tokoh ruhani yang dikenal luas oleh semua kalangan umum maupun khusus.
Al Habib Abdullah bin Muhsin bin Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Mukhsin bin Al-Quthb Husen bin Syekh Al Quthb Anfas Al Habib Umar bin Abdurrohman Al attas bin ‘Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman as-Seqqaf bin Muhammad maulad dawilah bin Ali maulad dark bin Alwy al-Ghayyur bin Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad shahib marbath bin Alwy khali’ qatsam bin Alwy bin Muhammad bin Alwy Ba’Alawy bin Ubaidullah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi bin Muhammad an-naqib bin Ali al-uraidhi bin Ja’far Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam Husein as-sibth bin Ali bin Abi Thalib ibin Sayidatina Fatimah az-Zahra binti Rasulullah SAW, adalah seorang tokoh ruhani yang dikenal luas oleh semua kalangan umum maupun khusus.
Beliau adalah “Ahli kasaf”
dan ahli Ilmu Agama yang sulit ditandingi keluasan Ilmunya, jumlah amal
ibadahnya, kemuliaan maupun budi pekertinya, pada zamannya. Al-Habib Abdullah
bin Muhsin Al-Attas dilahirkan didesa Haurah, salah satu desa di Al-Kasri,
Hadhramaut, Yaman, pada hari selasa 20 Jumadil Awal 1265 H. Sejak kecil beliau
mendapatkan pendidikan rohani dari ayahnya Al-Habib Muchsin Al-Attas.rhm,
Beliau mempelajari Al-Quran dari mu’alim Syekh Umar bin Faraj bin Sabah.rhm.
setelah menghatamkan Al-quran beliau diserahkan kepada ulama-ulama besar
dimasanya untuk menimba ilmu Islam, dan Al-Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas
pernah belajar kitab risalah Jami’ah karangan Al-Habib Ahmad bin Zen
Al-Habsyi.ra, Kepada Al-Habib Abdullah Bin Alwi Al-‘Aydrus.rhm
Diantara guru–guru beliau,
salah satunya adalah As-sayid Al Habib Al Quthb Ghauts Abu Bakar bin Al
Attas.rhm, dari guru yang satu itu beliau sempat menimba Ilmu–Ilmu rohani dan
tasawuf, Beliau mendapatkan do’a khusus dari Al Habib Abu Bakar bin Abdullah
Al-Attas, sehingga beliau berhasil meraih derajat kewalian yang patut.
Diantaranya guru rohani beliau yang patut dibanggakan adalah yang mulya Quthb
Al Habib Sholeh bin Abdullah Al-Attas penduduk Wadi a’mad, Hadhramaut
Habib Abdullah bin Mukhsin
al-Attas pernah membaca Al-Fatihah dihadapan Habib Sholeh dan al-Habib Sholeh
menalqinkan Al-Fatihah kepadanya. Al A’rif Billahi Al Habib Ahmad bin Muhammad
Al Habsyi, ketika melihat Al Habib Abdullah bin Mukhsin al-attas yang waktu itu
masih kecil, beliau berkata sungguh anak kecil ini kelak akan menjadi
orang mulya kedudukannya.
Pada tahun 1282 Hijriah,
Habib Abdulllah Bin Muhsin menunaikan Ibadah haji yang pertama kalinya, selama
ditanah suci beliau bertemu dan berdialog dengan ulama-ulama Islam terkemuka.
hingga tahun 1283 H Beliau melakukan Ibadah hajinnya untuk kedua kalinya dan
sepulang dari ibadah haji, beliau berkeliling kepenjuru dunia yang hingga
akhirnya perjalanan itu mengantar beliau sampai kepulau Jawa tepatnya didaerah
Pekalongan. di pulau Jawa beliau bertemu dengan sejumlah para wali yang
diantaranya dari keluarga Al-Alawy, Al-Habib Ahmad bin Muhammad bin
Hamzah Al-Attas.
Dalam perjalanan hidupnya,
beliau Al Habib Abdullah bin Muhsin Alatas pernah dimasukkan kedalam penjara
oleh pemerintah Belanda pada masa itu dengan alasan yang tidak jelas
(difitnah). Selama dipenjara, kekeramatan beliau makin nampak yang mengundang
banyak pengunjung untuk bersilahturahmi dengan beliau. Sampai mengherankan
pimpinan penjara dan para penjaganya, bahkan sampai mereka pun ikut mendapatkan
keberkahan dan manfaat dari kebesaran beliau.
Dalam kejadian di penjara,
pada suatu malam pintu penjara tiba-tiba telah terbuka dan telah datang beliau
kakek beliau Al Habib Umar bin Abdurrahman Alatas (Shohibul Ratib), seraya
berkata,”jika engkau ingin keluar penjara keluarlah sekarang, tapi jika engkau
bersabar, maka bersabarlah.”. Dan ternyata beliau memilih bersabar dalam
penjara. Pada malam itu juga,
beliau telah datangi Sayyidina Al Faqih Muqaddam dan Syekh Abdul Qadir Jaelani. Pada kesempatan itu Sayyidina Al Faqih Muqaddam memberikan sebuah kopiah Al Fiyah kepada beliau, dan Syekh Abdul Qadir Jaelani surbannya kepada beliau.
beliau telah datangi Sayyidina Al Faqih Muqaddam dan Syekh Abdul Qadir Jaelani. Pada kesempatan itu Sayyidina Al Faqih Muqaddam memberikan sebuah kopiah Al Fiyah kepada beliau, dan Syekh Abdul Qadir Jaelani surbannya kepada beliau.
Diantara karomah beliau
yang diperoleh, seperti yang diungkapkan : Al Habib Muhammad bin Idrus Al
Habsyi.rhm (Surabaya). Bahwa Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas ketika
mendapatkan anugerah dari Allah, beliau tenggelam
penuh dengan kebesaran Allah SWT, hilang akan hubungannya dengan alam dunia dan seisinya. “ketika aku mengunjungi Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas dalam penjara, aku lihat penampilannya amat berwibawa, dan beliau terlihat diliputi akan pancaran cahaya ilahi. Sewaktu beliau melihat aku, beliau mengucapkan bait-bait syair Al Habib Abdullah Al Haddad, dengan awal baitnya :
penuh dengan kebesaran Allah SWT, hilang akan hubungannya dengan alam dunia dan seisinya. “ketika aku mengunjungi Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas dalam penjara, aku lihat penampilannya amat berwibawa, dan beliau terlihat diliputi akan pancaran cahaya ilahi. Sewaktu beliau melihat aku, beliau mengucapkan bait-bait syair Al Habib Abdullah Al Haddad, dengan awal baitnya :
“Wahai yang mengunjungi aku
dimalam dingin, ketika tak ada lagi orang yang akan menebarkan berita fitnah…
Selanjutnya kami saling berpelukan dan menangis.”
Karomah, kemuliaan yang
Allah SWT limpahkan kepada kekasih-Nya, Al Habib Abdullah bin Muchsin Alatas
yang lain diantaranya adalah sewaktu dipenjara, setiap kali beliau memandang
borgol yang dibelenggu dikakinya, maka terlepaslah borgol tersebut.
Disebutkan juga bahwa
ketika pimpinan penjara menyuruh sipir untuk mengikat leher beliau dengan
rantai besi, maka dengan izin Allah rantai itu terlepas dengan sendirinya, dan
pemimpin penjara beserta keluarganya menderita sakit panas, sampai dokter tak
mampu lagi untuk mengobati. Hingga akhirnya pimpinan penjara itu sadar bahwa
sakit panas tersebut disebabkan karena telah menyakiti Al Habib Abdullah bin
Muchsin Al-Attas yang sedang dipenjara. Lalu pimpinan penjara itu mengutus
utusan untuk memohon doa agar penyakit panas yang menimpa keluarganya dapat
sembuh, dan berkatalah Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas “ambillah borgor
dan rantai ini, ikatkan di kaki dan leher maka akan sembuhlah dia” maka setelah
itu dengan izin Allah penyakit pimpinan penjara dan keluarganya pun dapat
sembuh. Setelah beliau keluar dari penjara, beliau mencari tempat yang sunyi,
yang jauh dari banyak orang, dan ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lalu
dipilihlah daerah Bogor (Empang), yang akhirnya Al Habib Abdullah bin Muhsin
Alatas tinggal ditempat ini, beliau membeli tanah, membuat rumah sederhana dan
beliau menyendiri sampai diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
Semasa hidupnya sampai
menjelang akhir hayatnya beliau selalu membaca Sholawat Nabi yang setiap
harinya dilakukan
secara dawam di baca sebanyak seribu kali, dengan kitab Sholawat yang dikenal yaitu “ Dalail Khoirot” artinya kebaikan yang diperintahkan oleh Allah SWT.
secara dawam di baca sebanyak seribu kali, dengan kitab Sholawat yang dikenal yaitu “ Dalail Khoirot” artinya kebaikan yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Sampai pada hari selasa
tanggal 29 bulan Dzulhijah 1351 H, diawal waktu dhuhur beliau dipanggil
kehadirat Allah SWT. Jenazah beliau dimakamkan keesokan harinya setelah sholat
dhuhur. Tak terhitung jumlah manusia yang ingin ikut mensholatkan jenazah
beliau, yang dimakamkan dibagian barat mesjid beliau di Empang-Bogor. Sebelum
wafat beliau yang dikarenakan flu ringan, kebanyakan waktunya ditenggelamkan
dalam dzikirnya dan doanya kepada Allah SWT. Sampai beliau pulang kepangkuan
Allah SWT.
Langganan:
Komentar (Atom)
