Jumat, 15 Februari 2013

assalamu'alaikum

مَنْ سَارَ عَلىَ الدَّرْبِ وَصَلَ
Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah ia

مَنْ جَدَّ وَجَدَ
Barang siapa bersungguh-sungguh, dapatlah ia.

مَنْ صَبَرَ ظَفِرَ
Barang siapa sabar beruntunglah ia.

مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ قَلَّ صَدِيْقُهُ
Barang siapa sedikit benarnya/kejujurannya, sedikit pulalah temannya.

جَالِسْ أَهْلَ الصِّدْقِ وَالوَفَاءِ
Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji.

مَوَدَّةُ الصَّدِيْقِ تَظْهَرُ وَقْتَ الضِّيْقِ
Kecintaan/ketulusan teman itu, akan tampak pada waktu kesempitan.

وَمَااللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَّعَبِ
Tidak kenikmatan kecuali setelah kepayahan.

الصَّبْرُ يُعِيْنُ عَلىَ كُلِّ عَمَلٍ
Kesabaran itu menolong segala pekerjaan.

جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا
Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kau jadi orang yang tahu.

اُطْلُبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلىَ اللَّحْدِ
Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur.

بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ
Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari.

الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ
Waktu itu lebih mahal daripada emas.

العَقْلُ السَّلِيْمُ فيِ الجِسِْم السَّلِيْمِ
Akal yang sehat itu terletak pada badan yang sehat.

خَيْرُ جَلِيْسٍ فيِ الزَّمَانِ كِتَابٌ
Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku.

مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
Barang siapa menanam pasti akan memetik (mengetam).

خَيْرُ الأَصْحَابِ مَنْ يَدُلُّكَ عَلىَ الخَيْرِ
Sebaik-baik teman itu ialah yang menunjukkan kamu kepada kebaikan.

لَوْلاَ العِلْمُ لَكَانَ النَّاسُ كَالبَهَائِمِ
Seandainya tiada berilmu niscaya manusia itu seperti binatang.

العِلْمُ فيِ الصِّغَرِ كَالنَّقْشِ عَلىَ الحَجَرِ
Ilmu pengetahuan diwaktu kecil itu, bagaikan ukiran di atas batu.

لَنْ تَرْجِعَ الأَياَّمُ الَّتيِ مَضَتْ
Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.

تَعَلَّمَنْ صَغِيْرًا وَاعْمَلْ بِهِ كَبِيْرًا
Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar.

العِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلاَ ثَمَر
Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak berbuah.

الاتِّحَادُ أَسَاسُ النَّجَاحِ
Bersatu adalah pangkal keberhasilan.

لاَ تَحْتَقِرْ مِسْكِيْنًا وَكُنْ لَهُ مُعِيْناً
Jangan engkau menghina orang miskin bahkan jadilah penolong baginya.

24. الشَّرَفُ بِالأَدَبِ لاَ بِالنَّسَبِ
Kemuliaan itu dengan adab kesopanan, (budi pekerti) bukan dengan keturunan.

سَلاَمَةُ الإِنْسَانِ فيِ حِفْظِ اللِّسَانِ
Keselamatan manusia itu dalam menjaga lidahnya (perkataannya).

آدَابُ المَرْءِ خَيْرٌ مِنْ ذَهَبِهِ
Adab seseorang itu lebih baik (lebih berharga) daripada emasnya.
سُوْءُ الخُلُقِ يُعْدِي
Kerusakan budi pekerti/akhlaq itu menular.
آفَةُ العِلْمِ النِّسْياَنُ
Bencana ilmu itu adalah lupa.
إِذَا صَدَقَ العَزْمُ وَضَحَ السَّبِيْلُ
Jika benar kemauannya niscaya terbukalah jalannya.
لاَ تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ فَلِكُلِّ شَيْئٍ مَزِيَّةٌ
Jangan menghina seseorang yang lebih rendah daripada kamu, karena segala sesuatu itu mempunyai kelebihan.

أَصْلِحْ نَفْسَكَ يَصْلُحْ لَكَ النَّاسُ
Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-orang lain akan baik padamu.

فَكِّرْ قَبْلَ أَنْ تَعْزِمَ
Berpikirlah dahulu sebelum kamu berkemauan (merencanakan).

مَنْ عَرَفَ بُعْدَ السَّفَرِ اِسْتَعَدَّ
Barang siapa tahu jauhnya perjalanan, bersiap-siaplah ia.

مَنْ حَفَرَ حُفْرَةً وَقَعَ فِيْهَا
Barang siapa menggali lobang, akan terperosoklah ia di dalamnya.

عَدُوٌّ عَاقِلٌ خَيْرٌ مِنْ صَدِيْقٍ جَاهِلٍ
Musuh yang pandai, lebih baik daripada

مَنْ كَثُرَ إِحْسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
Barang siapa banyak perbuatan baiknya, banyak pulalah temannya.

اِجْهَدْ وَلاَ تَكْسَلْ وَلاَ تَكُ غَافِلاً فَنَدَامَةُ العُقْبىَ لِمَنْ يَتَكاَسَلُ
Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermala-malas dan jangan pula lengah, karena
penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas.

لاَ تُؤَخِّرْ عَمَلَكَ إِلىَ الغَدِ مَا تَقْدِرُ أَنْ تَعْمَلَهُ اليَوْمَ
Janganlah mengakhirkan pekerjaanmu hingga esok hari, yang kamu dapat mengejakannya hari ini.

اُتْرُكِ الشَّرَّ يَتْرُكْكَ
Tinggalkanlah kejahatan, niscaya ia (kejahatan itu) akan meninggalkanmu.

خَيْرُ النَّاسِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقاً وَأَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Sebaik-baik manusia itu, adalah yang terlebih baik budi pekertinya dan yang lebih bermanfaat bagi manusia.

فيِ التَّأَنِّي السَّلاَمَةُ وَفيِ العَجَلَةِ النَّدَامَةُ
Di dalam hati-hati itu adanya keselamatan, dan di dalam tergesa-gesa itu adanya penyesalan.

ثَمْرَةُ التَّفْرِيْطِ النَّدَامَةُ وَثَمْرَةُ الحَزْمِ السَّلاَمَةُ
Buah sembrono/lengah itu penyesalan, dan buah cermat itu keselamatan.

الرِّفْقُ بِالضَّعِيْفِ مِنْ خُلُقِ الشَّرِيْفِ
Berlemah lembut kepada orang yang lemah itu, adalah suatu perangai orang yang mulia (terhormat).

فَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
Pahala/imbalan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang sama dengannya.

تَرْكُ الجَوَابِ عَلىَ الجَاهِلِ جَوَابٌ
Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh itu adalah jawabannya.

مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
Barang siapa manir tutur katanya (perkataannya) banyaklah temannya.

إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الكَلاَمُ
Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya.

مَنْ طَلَبَ أَخًا بِلاَ عَيْبٍ بَقِيَ بَلاَ أَخٍ
Barang siapa mencari teman yang tidak bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai teman.

قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
Katakanlah yang benar itu, walaupun pahit.

خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ
Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu.

خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَاطُهَا
Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya (yang sedang saja).

لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ
Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat, dan pada setiap kata ada tempatnya yang tepat.
إِذاَ لمَ ْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
Apabila engkau tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu (apa yang engkau kehendaki).

لَيْسَ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ فَقِيْرًا بَلِ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ بَخِيْلاً
Bukanlah cela itu bagi orang yang miskin, tapi cela itu terletak pada orang yang kikir.

لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِي قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلِ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi (sebenarnya) yatim itu adalah yatim ilmu dan budi pekerti.

لِكُلِّ عَمَلٍ ثَوَابٌ وَلِكُلِّ كَلاَمٍ جَوَابٌ
Setiap pekerjaan itu ada upahnya, dan setiap perkataan itu ada jawabannya.

وَعَامِلِ النَّاسَ بِمَا تُحِبُّ مِنْهُ دَائِماً
Dan pergaulilah manusia itu dengan apa-apa yang engkau sukai daripada mereka semuanya.

هَلَكَ امْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ
Hancurlah seseorang yang tidak tahu dirinya sendiri.

رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ

Rabu, 06 Februari 2013

DOA TOLAK ANGIN YANG MEMBAWA AZAB

Doa Sunnah Rosulullah SAW

Kondisi di musim penghujan seperti sekarang ini, angin besar menjadi pemandangan tak terelakkan. Satu sisi ia menjadi pertanda segera turunnya hujan, namun sisi lain menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran. Karena angin kencang ada kalanya menumbangkan pohon, merobohkan bangunan, merebahkan tanam-tanaman, dan menjadi sebab terjadinya banjir. Dalam kondisi semacam ini kita tidak boleh mencelanya, karena ia bertiup demikian dengan ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tetapi disyariatkan mengucapkan zikir dan doa seperti yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam.

Dari Ubai bin Ka'ab dengan redaksi lain. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam: janganlah kalian mencaci angin. Lalu apabila engkau melihat yang tidak menyenangkan, maka berdoalah:

اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيْحَ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ بِهِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيْحَ وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ

"Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan angin ini dan kebaikan yang ada padanya dan kebaikan yang dibawanya. Dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, keburukan yang ada padanya dan keburukan yang dibawanya." (HR. Al-Tirmidzi)

Pergerakan angin merupakan bagian dari tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta'ala. Adakalanya bertiup sepoi-sepoi dan menyejukkan. Ada kalanya juga kencang dan ribut sehingga menimbulkan sesuatu yang tidak kita suka. Ini semua berlaku dengan qadha' dan qadar Allah 'Azza wa Jalla.

Tentunya dengan hikmah yang Allah kehendaki. Oleh sebab itu tidak pantas jika seorang muslim mencaci angin. Karena mencaci angin itu berimbas mencaci terhadap Zat yang mencipta dan mengutusnya. Karena angin itu makhluk Allah dan tunduk kepada perintah-Nya.

DOANYA

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

”Allahumma Innii As’aluka Khairaha wa Khaira Maa Fiihaa wa Khaira Maa Ursilat Bihi wa ’Udzu Bika Min Syarriha wa Syarri Maa Fiihaa wa Syarri Maa Ursilat Bihi”

"Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini dan kebaikan yang ada padanya dan kebaikan yang dibawanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, keburukan yang ada padanya dan keburukan yang dibawanya."

Allah Ta'ala berfirman,

وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ

"Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan)." (QS. Al-A'raf: 57)

وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا

"Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih." (QS. Al-furqan: 48)

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya . . ." (QS. Al-Ruum: 46)

فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاءً حَيْثُ أَصَابَ

"Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya." (QS. Shaad: 36)

Senin, 04 Februari 2013



Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas Empang Bogor

Beliau adalah seorang wali Allah, kekasih-Nya, yang telah berhasil mencapai kedudukan yang mulia, yang dekat dengan Allah SWT. Beliau adalah pemuka para wali yang tak terhitung jasa-jasanya bagi Islam dan kaum muslimin, panutan para ahli tasawuf dan suri tauladan yang baik bagi semua insan.

Al Habib Abdullah bin Muhsin bin Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Mukhsin bin Al-Quthb Husen bin Syekh Al Quthb Anfas Al Habib Umar bin Abdurrohman Al attas bin ‘Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman as-Seqqaf bin Muhammad maulad dawilah bin Ali maulad dark bin Alwy al-Ghayyur bin Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad shahib marbath bin Alwy khali’ qatsam bin Alwy bin Muhammad bin Alwy Ba’Alawy bin Ubaidullah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi bin Muhammad an-naqib bin Ali al-uraidhi bin Ja’far Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam Husein as-sibth bin Ali bin Abi Thalib ibin Sayidatina Fatimah az-Zahra binti Rasulullah SAW, adalah seorang tokoh ruhani yang dikenal luas oleh semua kalangan umum maupun khusus.
Beliau adalah “Ahli kasaf” dan ahli Ilmu Agama yang sulit ditandingi keluasan Ilmunya, jumlah amal ibadahnya, kemuliaan maupun budi pekertinya, pada zamannya. Al-Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas dilahirkan didesa Haurah, salah satu desa di Al-Kasri, Hadhramaut, Yaman, pada hari selasa 20 Jumadil Awal 1265 H. Sejak kecil beliau mendapatkan pendidikan rohani dari ayahnya Al-Habib Muchsin Al-Attas.rhm, Beliau mempelajari Al-Quran dari mu’alim Syekh Umar bin Faraj bin Sabah.rhm. setelah menghatamkan Al-quran beliau diserahkan kepada ulama-ulama besar dimasanya untuk menimba ilmu Islam, dan Al-Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas pernah belajar kitab risalah Jami’ah karangan Al-Habib Ahmad bin Zen Al-Habsyi.ra, Kepada Al-Habib Abdullah Bin Alwi Al-‘Aydrus.rhm
Diantara guru–guru beliau, salah satunya adalah As-sayid Al Habib Al Quthb Ghauts Abu Bakar bin Al Attas.rhm, dari guru yang satu itu beliau sempat menimba Ilmu–Ilmu rohani dan tasawuf, Beliau mendapatkan do’a khusus dari Al Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Attas, sehingga beliau berhasil meraih derajat kewalian yang patut. Diantaranya guru rohani beliau yang patut dibanggakan adalah yang mulya Quthb Al Habib Sholeh bin Abdullah Al-Attas penduduk Wadi a’mad, Hadhramaut
Habib Abdullah bin Mukhsin al-Attas pernah membaca Al-Fatihah dihadapan Habib Sholeh dan al-Habib Sholeh menalqinkan Al-Fatihah kepadanya. Al A’rif Billahi Al Habib Ahmad bin Muhammad Al Habsyi, ketika melihat Al Habib Abdullah bin Mukhsin al-attas yang waktu itu masih kecil, beliau berkata sungguh anak kecil ini kelak akan menjadi  orang mulya kedudukannya.
Pada tahun 1282 Hijriah, Habib Abdulllah Bin Muhsin menunaikan Ibadah haji yang pertama kalinya, selama ditanah suci beliau bertemu dan berdialog dengan ulama-ulama Islam terkemuka. hingga tahun 1283 H Beliau melakukan Ibadah hajinnya untuk kedua kalinya dan sepulang dari ibadah haji, beliau berkeliling kepenjuru dunia yang hingga akhirnya perjalanan itu mengantar beliau sampai kepulau Jawa tepatnya didaerah Pekalongan. di pulau Jawa beliau bertemu dengan sejumlah para wali yang diantaranya dari keluarga  Al-Alawy, Al-Habib Ahmad bin Muhammad bin Hamzah Al-Attas.
Dalam perjalanan hidupnya, beliau Al Habib Abdullah bin Muhsin Alatas pernah dimasukkan kedalam penjara oleh pemerintah Belanda pada masa itu dengan alasan yang tidak jelas (difitnah). Selama dipenjara, kekeramatan beliau makin nampak yang mengundang banyak pengunjung untuk bersilahturahmi dengan beliau. Sampai mengherankan pimpinan penjara dan para penjaganya, bahkan sampai mereka pun ikut mendapatkan keberkahan  dan manfaat dari kebesaran beliau.
Dalam kejadian di penjara, pada suatu malam pintu penjara tiba-tiba telah terbuka dan telah datang beliau kakek beliau Al Habib Umar bin Abdurrahman Alatas (Shohibul Ratib), seraya berkata,”jika engkau ingin keluar penjara keluarlah sekarang, tapi jika engkau bersabar, maka bersabarlah.”. Dan ternyata beliau memilih bersabar dalam penjara. Pada malam itu juga,
beliau telah datangi Sayyidina Al Faqih Muqaddam dan Syekh Abdul Qadir Jaelani. Pada kesempatan itu Sayyidina Al Faqih Muqaddam memberikan sebuah kopiah Al Fiyah kepada beliau, dan Syekh Abdul Qadir Jaelani surbannya kepada beliau.
Diantara karomah beliau yang diperoleh, seperti yang diungkapkan : Al Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi.rhm (Surabaya). Bahwa Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas ketika mendapatkan anugerah dari Allah, beliau tenggelam
penuh dengan kebesaran Allah SWT, hilang akan hubungannya dengan alam dunia dan seisinya. “ketika aku mengunjungi Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas dalam penjara, aku lihat penampilannya amat berwibawa, dan beliau terlihat diliputi akan pancaran cahaya ilahi. Sewaktu beliau melihat aku, beliau mengucapkan bait-bait syair Al Habib Abdullah Al Haddad, dengan awal baitnya :
“Wahai yang mengunjungi aku dimalam dingin, ketika tak ada lagi orang yang akan menebarkan berita fitnah… Selanjutnya kami saling berpelukan dan menangis.”
Karomah, kemuliaan yang Allah SWT limpahkan kepada kekasih-Nya, Al Habib Abdullah bin Muchsin Alatas yang lain diantaranya adalah sewaktu dipenjara, setiap kali beliau memandang borgol yang  dibelenggu dikakinya, maka terlepaslah borgol tersebut.
Disebutkan juga bahwa ketika pimpinan penjara menyuruh sipir untuk mengikat leher beliau dengan rantai besi, maka dengan izin Allah rantai itu terlepas dengan sendirinya, dan pemimpin penjara beserta keluarganya menderita sakit panas, sampai dokter tak mampu lagi untuk mengobati. Hingga akhirnya pimpinan penjara itu sadar bahwa sakit panas tersebut disebabkan karena telah menyakiti Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas yang sedang dipenjara. Lalu pimpinan penjara itu mengutus utusan untuk memohon doa agar penyakit panas yang menimpa keluarganya dapat sembuh, dan berkatalah Al Habib Abdullah bin Muchsin Al-Attas “ambillah borgor dan rantai ini, ikatkan di kaki dan leher maka akan sembuhlah dia” maka setelah itu dengan izin Allah penyakit pimpinan penjara dan keluarganya pun dapat sembuh. Setelah beliau keluar dari penjara, beliau mencari tempat yang sunyi, yang jauh dari banyak orang, dan ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lalu dipilihlah daerah Bogor (Empang), yang akhirnya Al Habib Abdullah bin Muhsin Alatas tinggal ditempat ini, beliau membeli tanah, membuat rumah sederhana dan beliau menyendiri sampai diangkat derajatnya oleh  Allah SWT.
Semasa hidupnya sampai menjelang akhir hayatnya beliau selalu membaca Sholawat Nabi yang setiap harinya dilakukan
secara dawam di baca sebanyak seribu kali, dengan kitab Sholawat yang dikenal yaitu “ Dalail Khoirot” artinya kebaikan yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Sampai pada hari selasa tanggal 29 bulan Dzulhijah 1351 H, diawal waktu dhuhur beliau dipanggil kehadirat Allah SWT. Jenazah beliau dimakamkan keesokan harinya setelah sholat dhuhur. Tak terhitung jumlah manusia yang ingin ikut mensholatkan jenazah beliau, yang dimakamkan dibagian barat mesjid beliau di Empang-Bogor. Sebelum wafat beliau yang dikarenakan flu ringan, kebanyakan waktunya ditenggelamkan dalam dzikirnya dan doanya kepada Allah SWT. Sampai beliau pulang kepangkuan Allah SWT.